Kuning Pada Bayi Baru Lahir

13 Jun 2022
dr. Melati Arum Satiti, Sp.A., M.Sc.
Kesehatan
About 3 minutes
589 views
banner

Rata-rata, orang tua sering menemukan kulit bayi mereka berubah menjadi kuning pada usia 3 hari. Kuning sering ditemukan pada 50% bayi yang lahir dengan kondisi sehat tanpa faktor risiko pada saat kehamilan. Hal ini disebabkan karena kemampuan organ hati pada bayi untuk membersihkan bilirubin belum berfungsi secara sempurna.

Bilirubin merupakan salah satu hasil dari penguraian sel darah merah yang menyebabkan warna kuning pada kulit dan mata. Warna kuning pada kulit bayi menandakan bahwa kadar bilirubin harus diturunkan. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu menurunkan bilirubin di rumah.

Gambar 1 Gambar 1. Tampak bayi sedikit kuning pada area mata dan wajah

Pastikan kecukupan cairan

Sebagian bilirubin dikelurkan melalui kanal empedu menuju usus untuk mewarnai feses. Pada bayi baru lahir, penyerapan bilirubin dalam usus meningkat karena sistem pencernaan yg belum matang. Kekurangan cairan akan menyeabkan feses lebih lama tertahan di dalam usus bayi sehingga bilirubin akhirnya diserap kembali.

ASI merupakan sumber nutrisi dan cairan terbaik untuk bayi baru lahir. Disarankan untuk segera menyusu dalam waktu 1 jam setelah lahir untuk meningkatkan produksi ASI. Frekuensi menyusu yang ideal adalah 8–12 kali per hari. Sehingga bila bayi tertidur lebih dari 3 jam harus dibangunkan untuk menyusu.

Menjemur bayi

Paparan sinar ultraviolet (UV) dapat membantu menurunkan kadar bilirubin. Sinar matahari merupakan sumber sinar UV yang paling mudah didapatkan. Praktik “penjemuran bayi” sudah dilakukan sejak dulu. American Academy of Pediatrics (AAP) memperbolehkan bayi baru lahir terpapar sinar matahari secara tidak langsung.

Gambar 2 Gambar 2. Contoh paparan sinar matahari secara tidak langsung

Pemberian tabir surya tidak disarankan untuk bayi berusia dibawah 6 bulan. Sebaiknya menjemur bayi dibawah sinar matahari yang terhalang oleh kaca (gambar 2) untuk menghindari risiko kanker kulit atau luka bakar. Paparan sinar matahari yang diperbolehkan dibawah jam 09:00 dan diatas jam 15:00. Untuk hasil yang optimal sebaiknya saat berjemur hanya menggunakan pampers atau popok dan mata ditutup.

Tanda bahaya bayi kuning

Bayi kuning harus segera dibawa menemui dokter spesialis anak untuk evaluasi lanjutan bila ditemukan tanda–tanda sebagai berikut :

  1. Demam
  2. Malas menyusu
  3. Lemas
  4. Kuning sampai dengan area paha
  5. Kejang
  6. Ditemukan banyak memar pada tubuh bayi
  7. Kuning pada usia kurang dari 24 jam
  8. Kuning menetap lebih dari 2 minggu

Oleh karena itu, kunjungan ke dokter spesialis anak setelah kelahiran sangatlah penting untuk melakukan evaluasi kuning serta tanda bahayanya. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membaca.

Referensi

  1. Healthy Children. Jaundice in newborn: parent faqs. Washington: Healthy Children. 2017. (diakses pada Juni 2022). Tersedia di https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Jaundice.aspx#::text=Treatment%20can%20prevent%20the%20harmful,too%20cold%20for%20your%20baby.
  2. United States Environmental Protection Agency. Ultraviolet (uv) radiation and sun exposure. Washington: United States Environmental Protection Agency. 2021. (diakses pada Juni 2022). Tersedia di https://www.epa.gov/radtown/ultraviolet-uv-radiation-and-sun-exposure#::text=Too%20much%20ultraviolet%20radiation%20(UV,be%20sunburned%20by%20UV%20radiation
  3. Bratton S, Cantu RM, Stern M. Breast milk jaundice. StatPearls. 2021. (diakses pada Juni 2022). Tersedia di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537334/#:~:text=Breast%20milk%20jaundice%20is%20a,neonate's%20skin%20known%20as%20jaundice.
  4. Center for Disease Control and Prevention. Breastfeeding: jaundice. 2021. (diakses pada Juni 2022). https://www.cdc.gov/breastfeeding/breastfeeding-special-circumstances/maternal-or-infant-illnesses/jaundice.html
  5. Ansong–Assoku B, Shah SD, Adnan M, Ankola PA. Neonatal jaundice. Statpearls. (diakses pada Juni 2022). Tersedia di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532930/
  6. Kalakonda A, Jenkins BA, John S. Physiology bilirubin. Statpearls. 2021. (diakses pada Juni 2022) Tersedia di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470290/

Reading is a process of acquiring knowledge through writings, while writing is a process of combining knowledge to create readings.

- dr. Melati Arum Satiti, Sp.A, M.Sc -