Kontroversi Pemberian Susu Formula Berbasis Soya Pada Bayi

06 Jun 2023
dr. Melati Arum Satiti, Sp.A., M.Sc.
Kesehatan
About 3 minutes
363 views
banner

Tidak dapat dipungkiri bahwa nutrisi terbaik untuk bayi adalah Air Susu Ibu (ASI). Namun, terkadang orang tua dihadapkan dengan kondisi medis tertentu sehingga si kecil harus mendapatkan susu formula. Saat ini banyak sekali jenis susu formula di pasaran, salah satunya susu formula berbasis soya.

Dokter spesialis anak (DSA) merekomendasikan pemberian susu soya sebagai alternatif pada kasus alergi susu sapi. Susu soya terbuat dari protein kedelai yang diharapkan lebih dapat ditoleransi oleh bayi dengan alergi protein susu sapi. Susu soya terkadang menjadi alternatif pilihan orang tua yang menganut diet vegan atau hanya memakan tumbuhan saja.

Seperti yang kita ketahui, estrogen merupakan hormon yang berperan penting pada reproduksi wanita. Kedelai sendiri memiliki kandungan fitoestrogen akan mempengaruhi pertumbuhan hormonal bayi laki–laki. Dan konsumsi pada bayi perempuan ditakutkan memicu pubertas yang terlalu dini.

Sebuah jurnal yang terbit tahun 2022 meneliti tentang dampak pemberian susu soya pada bayi babi yang berjenis kelamin laki–laki. Babi digunakan dalam penelitian karena cara kerja organnya dianggap mirip dengan manusia. Hasil penelitian menyimpulkan susu soya tidak memiliki sifat estrogenik dan tidak memengaruhi organ reproduksi laki–laki secara signifikan.

Jurnal lain yang terbit tahun 2021 meneliti tentang pemberian susu soya pada bayi laki–laki berusia 0–7 bulan. Kemudian kadar hormon laki–laki (testosteron), panjang penis dan besarnya testis diukur di akhir penelitian. Hasil penelitian juga menyimpulkan bahwa fitostrogen tidak memengaruhi perkembangan organ reroduksi laki–laki.

Jurnal lebih lama yang terbit tahun 2001 meneliti kurang lebih 248 laki–laki dan perempuan berusia 20–34 tahun yang medapatkan susu soya pada masa balita. Kemudian dilakukan wawancara yang berkaitan dengan usia saat mengalami pubertas. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa susu soya tidak menyebabkan pubertas menjadi lebih lambat maupun lebih cepat.

Sampai saat ini, belum ditemukan jurnal yang menyatakan bahwa susu soya dapat menyebabkan gangguan reproduksi baik pada laki–laki maupun perempuan. Dalam hal ini, orang tua tidak perlu khawatir dalam memberikan susu soya kepada buah hati mereka. Semoga tulisan ini dapat memberikan pencerahan.

Referensi

  1. Ronis MJJ, Gomez–Acevedo H, Shankar K, Hennings L, Sharma N, Blackburn ML, dkk. Soy formula is not estrogenic and does not result in reproductive toxicity in male piglets: results from a controlled feeding study. Nutrients. 2022;14:1126.
  2. Chin HB, Kelly A, Adgent MA, Patchel SA, James K, Vesper HW, dkk. Reproductive hormone concentration and associated anatomical responses: does soy formula affect mini puberty in boys?
  3. Storm BL, Schinnar R, Ziegler EE. Exposure to soy–based formula in infancy and endocrinological and reproductive outcome in young adulthood. JAMA. 2001;286:8-7–14.

Reading is a process of acquiring knowledge through writings, while writing is a process of combining knowledge to create readings.

- dr. Melati Arum Satiti, Sp.A, M.Sc -