Seorang bayi perempuan bernama Melati lahir dengan keadaan fisik yang sehat. Seketika menangis bila digendong oleh siapapun selain ayah dan ibunya. Mendapatkan ASI sampai usia 4 tahun karena sulit disapih. Dalam hal ini, Melati menyukai kontak erat dengan orang–orang yang familiar sejak dini. Namun membenci kilatan cahaya atau suara yang menggelegar.
Di masa sekolah, tertarik mempelajari bahasa Inggris dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jarang terlihat jalan–jalan bersama teman. Beberapa kali nama seseorang muncul dalam cerita–ceritanya namun kemudian tidak pernah terdengar lagi. Berbeda dengan kedua saudara kandungnya, Melati menikmati kesendirian dengan membaca sambil mendengarkan musik.
Melati dinilai terlalu sensitif, penakut, tertutup, kurang pergaulan dan lemah. Pada kenyataannya, dia sering menganalisa kejadian secara mendalam sehingga bisa merasakan kebahagiaan atau kesedihan seolah mengalami sendiri. Lebih memilih diam atau menghindar karena tidak suka keributan. Tidak dapat berpikir dalam kondisi stresor yang tinggi sehingga membutuhkan istirahat atau meditasi untuk menetralisir stimulasi yang berlebihan dalam otak.
Akhirnya, Melati belajar bahwa dia sangat berbeda dan supaya diterima oleh masyarakat, harus menjadi apa yang diinginkan orang lain (people pleaser). Namun dia malah merasa seperti alien yang hidup di tengah manusia. Merasa lebih kesepian dalam keramaian dibandingkan saat menghabiskan waktu sendiri di rumah.
Orang tua ingin Melatih hidup mandiri sehingga Melati disarankan untuk kuliah jauh dari rumah. Pada masa ini, beberapa kali mengalami gangguan penyesuaian. Cobaan terberat adalah saat menjalani program pendidikan dokter spesialis (PPDS) anak. Sempat berencana untuk berhenti tetapi akhirnya memutuskan untuk cuti dan berkonsultasi dengan psikiater.
Melati sudah memliki firasat kurang baik sebelum menerjunkan diri dalam kehidupan PPDS anak. Sesuai perkiraan, peristiwa yang ditakutkan pun terjadi, Melati mengalami “kehancuran mental”. Namun muncul sisi positif karena di saat yang bersamaan menemukan buku yang ditulis oleh seorang psikolog bernama Elaine Aron mengenai Highly Sensitive Person (HSP).
Di dalam buku dijelaskan bahwa Highly Sensitive Person memiliki sistem saraf yang sangat sensitif sehingga dapat ditemukan karakteristik sebagai berikut:
- Memiliki kemampuan memproses informasi yang sangat mendalam
- Memiliki kecenderungan mengalami stimulasi yang berlebihan bila dihadapkan dalam situasi yang tidak nyaman
- Memiliki kemampuan merasakan emosi orang–orang di sekitarnya
- Memiliki kecenderungan untuk mendeteksi hal–hal kecil atau yang tidak tampak.
Ternyata Melati memiliki karakteristik yang identik dengan HSP.
Peristiwa “kehancuran mental” membawa dampak positif untuk lebih mengenal diri sendiri. Salah satu kesalahan Melati adalah memberikan cinta kepada banyak orang tetapi tidak pernah mencintai dirinya sendiri. Dan mulai menyadari bahwa menjadi HSP merupakan suatu kekuatan super bila difokuskan untuk hal yang tepat.

Gambar 1. Proses pemeriksaan fisis pada anak
Namun kesadaran masyarakat Indonesia terhadap HSP masih sangat minimal. Melati pernah bertanya kepada salah satu professor di Indonesia “Saya baru menyadari bahwa saya adalah HSP, apakah yang harus saya lakukan bila menemukan anak dengan HSP”. Beliau menjawab “Didik seperti anak–anak lainnya supaya dia lebih kuat menghadapi kerasnya dunia”.
Perlu diketahui bahwa HSP sangat rentan untuk mengalami “kehancuran mental”. Sangat berbahaya bila HSP memilih jalan keluar untuk mengakhiri hidupnya. HSP yang mendapatkan bimbingan mental sejak dini, dapat meraih kesuksesan dalam berbagai bidang dengan kemampuan yang mereka miliki. Namun, sangat disayangkan sebagian besar HSP memilih pekerjaan yang membuat mereka tidak terlihat oleh dunia.
Walaupun tumbuh besar tanpa bimbingan mental sebagai HSP, Melati akhirnya meraih mimpinya menjadi dokter spesialis anak. Ternyata menjadi HSP memberikan kemudahan dalam mengidentifikasi dan menganalisa masalah pasien secara mendetail. Melati ingin menggunakan kemampuannya untuk membantu anak–anak Indonesia untuk bertumbuh dan berkembang dengan optimal.