Bayi Prematur dan Berat Badan Lahir Rendah serta Perawatannya selama di Rumah

14 Oct 2021
dr. Melati Arum Satiti, Sp.A., M.Sc.
Kesehatan
About 5 minutes
475 views
banner

Para orang tua sudah sering mendengar tentang bayi prematur atau bayi berat lahir rendah. Definisi dari prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR) sangatlah berbeda walaupun kedua kondisi tersebut saling berkaitan. Menurut World Health Organization (WHO), bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 37 minggu tanpa melihat berat lahir. Sedangkan BBLR adalah bayi yang dilahirkan dengan berat dibawah 2500 gram tanpa melihat usia kehamilan.

Gambar 1 Gambar 1. Bayi prematur dengan berat badan lahir rendah

Organ–organ tubuh pada bayi prematur dan BBLR belum berfungsi secara optimal karena terhambatnya proses pertumbuhan dan perkembangan di dalam kandungan. Sehingga memerlukan perawatan khusus pada saat di rumah sakit maupun setelah pulang ke rumah. Berikut ini adalah hal–hal yang perlu diperhatikan saat merawat bayi prematur dan BBLR di rumah:

1. Disiplin protokol kesehatan

Persiapkan lingkungan yang steril untuk mencegah risiko infeksi. Batasi kontak bayi dengan dunia luar termasuk orang asing paling tidak sampai mendapatkan imunisasi DPT (Difteri Pertusis Tetanus) pertama. Orang tua wajib menggunakan masker selama 24 jam bila mengalami gejala infeksi saluran pernapasan atau demam.

2. Pengukuran suhu berkala

Bayi prematur dan BBLR memiliki risiko tinggi untuk mengalami hipotermia atau suhu tubuh rendah. Oleh karena itu, orang tua wajib memiliki termometer untuk mengukur suhu secara berkala. Rekomendasi suhu tubuh adalah 36,5–37,5 derajat selsius. Pengukuran suhu dapat dilakukan sesering mungkin dan sangat disarankan untuk dicatat dengan rapi supaya tahu tren kenaikan atau penurunan suhu.

3. Sering menyusu atau small frequent feeding

Bayi prematur dan BBLR memiliki kapasitas lambung relatif lebih kecil. Oleh karena itu disarankan untuk menyusui sesering mungkin. Bila lambung sudah terisi penuh, bayi akan berhenti menyusu dengan sendirinya. Jangan lupa untuk menyendawakan bayi setelah selesai menyusui untuk mengurangi risiko muntah.

Bayi prematur dan BBLR memiliki risiko gula darah rendah dan dehidrasi. Penanda paling mudah bayi cukup minum adalah sering buang air kecil dan tidak rewel. Bayi harus dibangunkan untuk minum bila sudah lebih dari 3 jam tertidur. Bangunkan bayi dengan cara yang lembut seperti memijat pipi dengan arah memutar atau menggelitik telapak kaki.

Ibu dengan bayi prematur atau BBLR akan menghasilkan ASI dengan komposisi yang dibutuhkan oleh bayi prematur atau BBLR sehingga DSA akan tetap merekomendasikan ASI. Pemberian ASI donor dapat menjadi alternatif sesuai dengan UU no 33 tahun 2012 dan mendapat persetujuan dari DSA. Bila pemberian ASI tidak memungkinkan, dapat diberikan susu formula khusus untuk bayi prematur dan BBLR.

4. Metode kanguru atau kangaroo mother care

Penerapan metode kanguru dilakukan dengan meletakkan bayi tanpa busana di dada ibu. Kulit ibu secara otomatis akan menaikkan dan menurunkan suhu tubuh sesuai kebutuhan bayi. Namun jangan lupa untuk tetap melakukan pengukuran suhu tubuh bayi secara berkala. Perlekatan kulit juga memberikan perasaan aman dan nyaman kepada bayi.

Gambar 2 Gambar 2. Contoh pelaksanaan metode kanguru

Untuk ibu yang tidak bekerja, metode kanguru dapat dilakukan sambil mengerjakan pekerjaan rumah. Baju khusus untuk metode kanguru dapat di beli di toko offline maupun online. Metode kanguru dapat dilakukan bergantian dengan Ayah supaya terbentuk kedekatan batin dengan kedua orang tua. Kasih sayang yang cukup akan membantu mengejar pertumbuhan dan perkembangan.

5. Replika suasana dalam kandungan

Bayi prematur seharusnya masih berada di dalam kandungan. Oleh karena itu berikan suasana menyerupai kondisi di dalam kandungan. Disarankan untuk membuat suasana ruangan bayi dengan minimal pencahayaan dan kebisingan. Kondisi tersebut akan membantu bayi tidur lebih nyenyak.

6. Evaluasi BB per minggu

Bayi prematur dan BBLR akan melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan di luar kandungan. Oleh karena itu dibutuhkan nutrisi yang cukup untuk mendukung tumbuh kembang yang optimal. Kenaikan berat badan menjadi salah satu indikator paling mudah untuk melihat kecukupan nutrisi. Target kenaikan berat badan kurang lebih 200–250 gram per minggu. Segera berdiskusi dengan DSA bila target kenaikan berat badan tidak terpenuhi.

7. Paparan sinar matahari ringan

Saat di dalam kandungan, bilirubin dalam darah bayi dibersihkan oleh Ibu. Setelah lahir ke dunia, bayi membutuhkan waktu untuk membersihkan bilirubin. Oleh karena itu, 50–60% bayi akan mengalami kelebihan bilirubin yang membuat warna kulit menjadi kekuningan. Risiko kelebihan bilirubin atau hiperbilirubinemia meningkat pada bayi prematur.

Gambar 3 Gambar 3. Contoh paparan sinar matahari secara tidak langsung (filtered sunlight)

Paparan sinar matahari ringan dapat membantu menurunkan kadar bilirubin. Paparan sinar matahari yang diperbolehkan dibawah jam 09:00 dan diatas jam 16:00. Hindari paparan sinar matahari secara langsung (unfileterd sunlight) untuk menghindari risiko luka bakar dan kanker kulit. Kedua mata harus ditutup untuk mencegah kerusakan mata akibat sinar UV. Bayi "kulit putih" memiliki risiko lebih tinggi untuk terjadinya luka bakar dan kanker kulit.

Untuk hasil yang optimal, bayi tidak disarankan memakai baju namun pastikan suhu dalam batas normal dan lakukan pengukuran suhu sesering mungkin untuk mencegah hipotermia. Durasi paparan filtered sunlight kurang lebih 15–30 menit, tergantung dari kondisi kulit dari masing–masing bayi. Bayi dibawah 6 bulan tidak direkomendasikan untuk memakai tabir surya. Disarankan untuk konsultasi dengan DSA sebelum memberikan paparan filtered sunlight.

Semoga tulisan ini dapat memberikan pencerahan untuk orang tua yang memiliki bayi prematur dan BBLR. Dengan perawatan yang baik dan benar, bayi prematur dan BBLR diharapkan dapat mengejar ketertinggalan baik dari segi pertumbuhan maupun perkembangan.

Referensi

  1. World Health Organization. Preterm birth. Geneva: World Health Organization. 2018. (diakses pada Oktober 2021). Tersedia di https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/preterm-birth
  2. World Health Organization. Preterm birth. Geneva: World Health Organization. 2006. (diakses pada Oktober 2021). Tersedia di https://www.who.int/whosis/whostat2006NewbornsLowBirthWeight.pdf
  3. World Health Organization. Newborn health: caring for preterm babies. Geneva: World Health Organization. 2013. (diakses pada Oktober 2021). Tersedia di https://www.who.int/news-room/q-a-detail/newborn-health-caring-for-preterm-babies#::text=Breast%20is%20best%3A%20just%20like,cup%2C%20spoon%20or%20nasogastric%20tube.
  4. Trachtenbarg DE, Golemon TB. Care of the premature infant: part I. monitoring growth and development. Am Fam Physician. 1998;9:2123–30.
  5. Peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 33 tahun 2012. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PP%20No.%2033%20ttg%20Pemberian%20ASI%20Eksklusif.pdf
  6. Healthy Children. Jaundice in newborn: parent faqs. Washington: Healthy Children. 2017. (diakses pada Oktober 2021). Tersedia di https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Jaundice.aspx#::text=Treatment%20can%20prevent%20the%20harmful,too%20cold%20for%20your%20baby.
  7. United States Environmental Protection Agency. Ultraviolet (uv) radiation and sun exposure. Washington: United States Environmental Protection Agency. 2021. https://www.epa.gov/radtown/ultraviolet-uv-radiation-and-sun-exposure#:~:text=Too%20much%20ultraviolet%20radiation%20(UV,be%20sunburned%20by%20UV%20radiation.

Reading is a process of acquiring knowledge through writings, while writing is a process of combining knowledge to create readings.

- dr. Melati Arum Satiti, Sp.A, M.Sc -